Logo LENGARU.ID
Fitur Tutur Siar Ide
Karut Marut di Balik Panggung Semarak Sulteng Nambaso

Ilham (26) mengingat dengan jelas saat ia melihat banyaknya penonton yang pingsan di malam penutupan Semarak Sulteng Nambaso.

Oleh Fandy
11 Juli 2025 01:10 Fitur
Bagikan ke:

Ilham (26) mengingat dengan jelas saat ia melihat banyaknya penonton yang pingsan di malam penutupan Semarak Sulteng Nambaso.

Pada hari terakhir penyelenggaraannya, Senin (12/05/2025), kehadiran NDX AKA memantik euforia penonton yang berlebihan.

Sebagian penonton yang ambruk dibawa ke tenda. Namun tak sedikit pula yang harus diangkut keluar dari Lapangan Imanuel Palu menuju rumah sakit.

“Penonton membludak dan berdesak-desakan. Saya awalnya antusias untuk menyaksikan artis yang datang. Namun karena kondisinya seperti itu, saya tidak tahan, susah bernapas. Ingin keluar tapi tidak bisa bergerak,” kata Ilham.

Gelaran konser musik gratis perayaan HUT Sulawesi Tengah (Sulteng) ke-61 malam itu, penuh sesak. Nyaris tak ada celah di antara kerumunan.

Penikmat musik yang tak kebagian tempat bahkan memanjat pohon demi bisa menyaksikan penampilan artis idolanya.

Tak ada yang mencegah aksi nekat penonton ini. Pembawa acara (MC) seolah menganggap pemandangan itu merupakan hal biasa ketika menonton konser.

“Liat ada di atas pohon, paling ujung. Ya ampun kirain kuntilanak. Untung dia tidak pakai baju putih. Kayaknya dia ba pongko memang ini,” ucap MC dari atas panggung.

Lalu lintas di depan Lapangan Imanuel pun tak kalah padat. Setelah membayar parkir Rp5 ribu–Rp10 ribu, pengunjung memarkir kendaraan di bahu jalan.

“Saya sebelumnya juga datang ke sini menonton konser, tapi tidak ada melihat banyak penonton yang jatuh pingsan begini,” ungkap Ilham.

Ketidakjelasan EO dan Mitigasi Risiko Event

Rangkaian acara Semarak Sulteng Nambaso rutin dibagikan melalui media sosial Instagram @semaraksulteng2025.

Dari setiap postingan, tidak terlihat logo maupun nama perusahaan event organizer (EO) resmi yang ditunjuk Pemprov Sulteng.

Kami mewawancarai salah satu pelaku EO di Kota Palu yang bermitra dengan salah satu OPD di event Semarak Sulteng Nambaso.

Atas alasan tertentu, sumber meminta identitas diri dan instansi yang menjadi kliennya tidak disebutkan.

“Saya tidak mengetahui pasti EO acara secara keseluruhan. Di event ini kami hanya menjadi pihak ketiga salah satu OPD, termasuk mengelola anggaran untuk kebutuhan di mini stage,” ujar sumber.

Akan tetapi, sumber menambahkan, dirinya bertemu dengan orang yang mengaku EO Semarak Sulteng Nambaso.

“Ada orang yang mengaku EO. Kami bertemu di lokasi acara. Tapi saya tidak mengenalnya, bisa jadi dari luar. Karena pelaku EO profesional di Sulteng pasti saling mengenal,” ucapnya.

Sumber berpendapat, ketidakjelasan EO dalam Semarak Sulteng Nambaso malah mengaburkan tanggung jawab penyelenggara atas risiko yang terjadi selama pelaksanaan event.

“Bagaimana menghadapi lonjakan penonton, atau ketika terjadi gempa? Kalau EO-nya saja tidak jelas, siapa yang bertanggung jawab bila terjadi hal-hal buruk? EO mesti mengidentifikasi potensi dan memitigasi risiko yang mungkin terjadi,” terang sumber.

Pemprov Sulteng diketahui telah membentuk kepanitiaan Semarak Sulteng Nambaso yang dipimpin Faidul Keteng.

Saat ditemui di ruangannya, Kamis (15/5/2025), Faidul menyatakan pihaknya turut menggandeng jasa EO untuk menggarap event konser memperingati hari jadi Sulteng tersebut.

Akan tetapi, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulteng itu tidak menyebut nama perusahaan dan asal EO yang ditunjuk.

“EO-nya ada. EO resmi yang lain kalau mau bikin event silahkan. Kalau butuh rekomendasi untuk mencari dana juga boleh, tidak ada larangan,” ucap Faidul.

Sehari setelahnya, Faidul meralat keterangannya soal keterlibatan jasa event organizer di acara Semarak Sulteng Nambaso.

“Tidak ada EO yang dilibatkan. Tapi hanya sekelompok anak muda yang ikut berpartisipasi membantu dengan sukarela tanpa bayaran,” ujarnya melalui rilis pers, Jumat (16/5).

Keterangan sedikit berbeda diutarakan Gubernur Sulteng, Anwar Hafid. Ia menyebut EO hanya bergerak menyelenggarakan acara pembukaan.

“Kami memakai EO waktu pembukaan saja. Kegiatan OPD-OPD itu tidak ada EO,” ucapnya.

Dugaan Artis Batal Manggung karena Politik

Semarak Sulteng Nambaso yang berlangsung hampir sebulan sejak 19 April 2025, menghadirkan deretan artis Tanah Air.

Panggung utama bergema setiap malam minggu dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

Sejumlah artis seperti Rival Himran, Septi KDI, Justy Aldrin, Last Child, J-Rocks hingga NDX AKA, silih berganti tampil menghibur masyarakat. Riuh teriakan penonton makin memeriahkan suasana malam di penghujung pekan.

Ana Timur awalnya dikabarkan bakal ikut meramaikan Semarak Sulteng Nambaso bersama para artis ternama dan talenta lokal di Sulawesi Tengah.

Sayangnya, rencana kedatangan grup musik yang aktif mempromosikan budaya Poso lewat lagu ini batal mendadak.

Personel Ana Timur, Etgard Kalengke, telah menjalin komunikasi dengan pihak penyelenggara yang ingin mengundang mereka pada pekan pertama.

“Awalnya kami diminta tampil di tanggal 13–19 April 2025. Manajer juga sudah mengiyakan,” ujar Etgard saat dihubungi via telepon, Rabu (14/5).

Dikatakan Etgard, pihaknya diberitahu bahwa jadwal event terpaksa diundur karena terjadi bencana banjir di wilayah Sulteng.

Atas dasar kemanusiaan, penundaan ini juga diumumkan lewat postingan Instagram @semaraksulteng2025 pada 10 April 2025.

“Saya mencoba menanyakan kembali rencana event tersebut. Dan ternyata kami dibatalkan,” ucap Etgard.

Setelah pembatalan itu, Etgard kembali diundang untuk tampil di acara Semarak Sulteng Nambaso. Kontrak telah dibuat dan tinggal menunggu tiket untuk terbang ke Palu.

Namun, tiba-tiba dirinya kembali dibuat bingung karena penyelenggara lagi-lagi membatalkan jadwal manggung Ana Timur.

“Kami tidak mengetahui pasti alasan dua kali pembatalan. Undangan kedua tiba-tiba dibatalkan tanggal 18 April 2025. Padahal waktu itu sudah deal, tinggal menunggu tiket dan tanda tangan kontrak,” ungkapnya.

Di belantika musik Sulawesi Tengah, Etgard Kalengke bukanlah sosok asing. Bersama Ana Timur, penyanyi asal Kota Tentena yang kini menetap di Bali itu kerap manggung di berbagai daerah di Indonesia.

Pada September 2023, Etgard mendapat tawaran manggung di Amerika Serikat lewat tour bertajuk “East Coast Tour 2023”.

Penelusuran kami menemukan indikasi bahwa pembatalan perform Etgard Kalengke di Semarak Sulteng Nambaso diduga karena faktor politik.

“Etgard dibatalkan karena ternyata pernah menjadi bagian dari tim lawan politik pak gubernur,” kata sumber kami di internal Semarak Sulteng Nambaso.

Sementara, daftar artis di acara Semarak Sulteng Nambaso kebanyakan yang pernah ikut meramaikan agenda politik Anwar Hafid semasa kampanye.

Anwar Hafid menghadirkan penyanyi dangdut Septi KDI saat deklarasi bersama wakilnya, Reny A Lamadjido, di Kabupaten Sigi pada September 2024.

Di Parigi Moutong, grup musik asal Yogyakarta, NDX AKA, menjadi bintang utama Festival Berani (Bersama Anwar-Reny) di hari terakhir masa kampanye Pilkada 2024.

Demikian pula Rival Himran, penyanyi reggae dan basis Steven and Coconut Treez. Pria berambut gimbal itu bahkan menciptakan lagu ‘Teman Berani’ yang menjadi jingle paslon Anwar-Reny di Pilgub Sulteng.

Anwar Hafid Klaim Anggaran Lebih Rendah dari HUT Sebelumnya

Ketua Panitia Faidul Keteng mengatakan bahwa event Semarak Sulteng Nambaso mendapat suntikan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

“APBD ada juga. Penggunannya untuk biaya konsumsi seperti saat upacara HUT Sulteng. Biaya konsumsi dari pemda,” ucapnya.

Faidul tidak merinci porsi APBD yang dikucurkan untuk pelaksanaan event. Selain itu, pihak swasta juga memberikan dukungan finansial.

Berbekal rekomendasi gubernur, EO yang ditunjuk kemudian menawarkan sponsor kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Sulteng.

“EO yang jalan meminta sumbangan (sponsor) ke perusahaan-perusahaan, baik tambang dan lain-lain. Kami tidak bisa tanya berapa (jumlah sponsor),” kata Faidul.

Belakangan, Faidul justru merubah pernyataannya mengenai surat rekomendasi gubernur untuk membantu EO dalam mencari dukungan pendanaan.

“Pak gubernur tidak pernah mengeluarkan surat rekomendasi ke siapapun untuk menggalang dana. Tidak ada EO. Kepanitiaan yang mencari dana dibantu sukarelawan,” jelas Faidul.

Dihubungi terpisah, Gubernur Sulteng Anwar Hafid juga tidak membeberkan total biaya produksi yang berasal dari APBD maupun sponsor.

Mantan bupati Morowali dua periode itu hanya memberi gambaran bahwa anggaran yang digunakan tidak lebih besar dari perayaan HUT Sulteng sebelumnya.

“OPD-OPD buat acara lokasi dengan kemampuan masing-masing dan tidak pakai EO. Artis disewa dan dibayar langsung oleh pemda. Acaranya sebulan, tapi anggarannya sama dengan 4 hari karena panggung besar hanya digunakan malam minggu. Kalau dibandingkan (biaya) dengan HUT Sulteng sebelumnya, itu jauh lebih besar,” imbuh Anwar.

Pada tahun 2024, HUT Sulteng ke-60 di era Gubernur Sulteng Rusdy Mastura dikemas dalam panggung “Sulteng Expo”.

Ada beberapa lembaga dan perusahaan yang menjadi sponsor penyelenggaraan, di antaranya Bank Indonesia, PT Hengjaya Mineralindo, PT Indonesia Morowali Industrial Park, Nickel Industries, SKK Migas, Pertamina, Medcoenergi, dan Aston Palu.

Sulteng Expo melibatkan 125 pedagang kali lima (PKL) dan usaha kecil menengah (UKM) yang menjajakan aneka kuliner kepada para pengunjung.

Selama kegiatan Sulteng Expo, penyelenggara acara mencatat perputaran uang mencapai Rp1,5 miliiar, baik pembayaran tunai maupun via QRIS.

Peringatan HUT Sulteng di tahun terakhir kepemimpinan Rusdy Mastura ini meraih rekor MURI melalui transaksi QRIS dengan urun dana lebih dari 4 ribu partisipan untuk mendukung pengembangan destinasi wisata di Sulawesi Tengah.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
BACA JUGA